LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN
SISTEM ENDOKRIN DIABETES MILLITUS
A. Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Keluarga
1. Keperawatan
kesehatan keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suati kebudayaan
(Salvision G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).
Alasan keluarga sebagai unut pelayanan keperawatan
(Freeman) adalah keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok
dapatmenimbulkan, mencegah, mengabaikan dan memperbaiki masalh-masalah
kesehatan dalam kelomp[oknya sendiri,
masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi anggota keluarga tersebut, keluarga
merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagi usaha-isaha kesehatan
masyarakat, perwat dapat menjangkau masyarakat
hanya melalui keluarga, dalam memelihara pasien sebagaiindividu keluarga
tetap berperan dalam mengambil keputusan dalam pemeliharaannya, keluarga
merupakam lingkungan g serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam
kelarga. Sedangkan tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah memengkinkan
keluarga untuk mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga
dan melindungi serta memperkuat pelayan masyarakat tentang perawatan kesehatan.
2. Tipe-Tipe
Keluarga
a. Keluarga
inti Nuclar family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga
besar (Extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga
berantai (Serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merpakan satu kelurga inti.
d. Keluarga
duda atau janda (Singgle family) yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e. Keluarga
berkomposisi (Composide) yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama.
f. Keluarga
kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
A. Tanggung
Jawab Perawat
Perawat
yang melakukan pelayanan keperawatan dirumah mempinyai tanggung jawab yang
meliputi :
1. Memberikan
pelayanan secara langsung.
Pelayanan
keperawatan dapat meliputi pengkajian fisik atau psikososial, menunjukkan
pemberian tindakan secara terampil dan memberikan intervensi. Kerjasama dari
klien dan keluarga serta memberi perawatan utama di keluarga dalam perencanaan
sangat penting untuk menjaga kesinanbungan perawatan selama perawat tidak ada
di rumah. Perawat hanya memberikan perawatan dalam qaktu yang terbatas.
Perawatan yang dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung jawab dari keluarga
dari pada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi
utama dalam perawatan di rumah.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian
yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting untuk melihat kemajuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dialami.
3. Koordinasi
Antara Pelayan dan Manajemen Kasus
Perawatbertnggung
jawab untuk mengkoordinasi para profesional lain dalam memberikanpelayanan
kepada keluarga. Fokusperan perawat yang menjadi manajer kasus adalh kemmpuan
untuk mengkaji kebutuhan, mnenukan prioritas kebutuhan,mengidentifikasi cara
untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan
mengimplementasikan rencana yang disusun.
4. Menentukan
Frekuensi dan Lama Pelayanan
Frekuensi
kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waku
tertentu sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu perawatan yang dilakukan
di rumah.
5.
Advocacy
Tanggung
jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksut di sini adalah peran perawat
sebagaipenasehat tertama yang berhubungan dengan masalah pembayaran yang
terkait dengan pelayanan yang diberikan.
B. Asuhan
Keperawatan Keluarga
Asuhan
keperawtan keluarga merupakan proses yang kompleks denganmenggunakan pendekatan
sistimatik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga.
1. Tahab
pengkajian
Pengkajian
adalah tahapan dimana seseorang perawat mengambil informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal-hal yang dikaji dalam
keluarga adalah:
a. Data Umum :
Meliputi
nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga,
komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan
dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing-masing anggota
keluarga serta genogram.
Tipe
keluarga, Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
Suku
bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bengsa tersebut terkait dengan kesehatan.
Agama.
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
Status
sosial ekonomi keluarga. Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupuan anggota keluarga lainnya. Selain
itu status sosial ekonomi keluarga ditentuka pula oleh kebutuhan –kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
Aktivitas
rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihatkapan saja keluarga bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan memdengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan
Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap
perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
Riwayat
keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing- masing anggota
dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
c. Pengkajian
Lingkungan
Karakteristik
Rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabot rumah dan denah rumah.
Karakteristik
Tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan , lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk
setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas
Geografis Keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan
kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai waktu yang
digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada.
Sistem
Pendulung Keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan
yg meliputi fasilitas fisik, psikologis atau dukungan darui keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat.
C. Struktur
Keluarga
Pola
Komunikasi Keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasai antar anggota
keluarga.
Struktur
Kekuatan Keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku.
Struktur
Peran. Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
Nilai
atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang
berhubungasn dengan kesshatan.
D. Fungsi
Keluarga
Fungsi
Efektif. Mengkaji gambaran diri keluarga, perasaan memiliki dan dimilikai keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan kepada keluarga
dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
Fungsi
Sosialisasi. Bagaiman interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma tau budaya dan perilaku.
Fungsi
Perawatan Kesehatan. Sejauh mana keluarga menyiapkan makanan, pakaian dan
perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan
keluarga mengenai sehat-sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga yaitu :
¨
Mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga
mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi : pengertian, tanda dan
gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
¨
Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat , sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dihadapi, takut akan
akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negatip terhadap masalah kesehatan,
dapat menjangkau fasilitas yang ada, kurabng percaya terhadap tenaga kesehatan
dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam memgatasi amsalah.
¨
Perawat anggota yang sakit, sejauh mana anggota
keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan, mengetauhui sumber-sumber yang ada dalam keluarga
(anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik,
psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
¨
Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh
mana mengetahiu sumber-sumber keluarga yang dimiliki , keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahipentingnya hygine sanitasi dan kekompakan
antar anggota keluarga.
¨
Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan
di masyarakat : apakah keluarga mengetahuii keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari
fasilitaskesehatan, tingkat kepercayaan keluasrga terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
Fungsi
reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,
metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi
Ekonomi. Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pamgan, dan
papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan
status kesehatan keluarga.
E. Stress
dan Koping Keluarga
Stressor
jangka pendek yaitu yang dialamo keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu + 6 bulan dan jangja panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih
dari 6 bulan.
Kemampuan
keluarga berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji sejauh mana keluarga
berespon terhadap situasi atau stressor.
Strategi
koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
Strategi
adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
G.Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
H.Harapan
Keluarga
Pada
akhir pengkajian , perawat menyatakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga
Diagnosa
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a. Aktual
(terjadi deficit atau gangguan
kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
b. Resiko
(ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial
(keadaan sejahtera atau “wellness”).
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam
suatu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang
ditemukan dihitung dengan menggunaka skala prioritas.
3. Perencanaa
Keperawatan Keluarga
Perencanaan
perawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencangkup tujuan umum
dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan kepertawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
4. Tahapan
Tindakan Keperawatan Keluarga
Tindakan
keperawatan keluargan mencangkup hal-hal di bawah ini :
a. Menstimulasi
kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara memberi informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, dan memdorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulus
keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi
sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap
tindakan.
c. Memberikan
kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah dan mengawasikeluarga melakukan perawatan.
d. Membantu
keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan
sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi
keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenakan
fasilitas kesehatan yang ada lingkungan keluarga dan membantu keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Tahap
Evaluasi
Sesuai
rencana tindakan yang diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
Konsep
Diabetes Mellitus
Merupakan gangguan metabolisme yang secara genetik dan
klinis termasuk heterogen dengan maifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat (Sylvia A. Price, 1994). DM merupakan kasus darurat yang disebabkan
oleh defisiensi relatif atau absolut dari hormon insulin (Doengoes, 2000).
A. Jenis – Jenis DM
- Tipe I (Insulin Dependent DM/ IDDM)
DM Tergantung Insulin, yaitu DM yang diderita oleh seseorang
yang berusia kurang dari 30 tahun, disebabkan karena faktor keturunan dan
lingkungan, biasanya penderita berbadan kurus. Berupa penyakit autoimun yang
ditentukan secara genetik gejala-gejala yang akhirnya menuju pada gejala pada
proses imunologik sel produksi insulin (Sel β Pankreas).
- Tipe II (Non Insulin Dependent DM/ NIDDM)
DM Tidak Tergantung Insulin, yaitu DM yang diderita oleh
seseorang yang berumur lebih dari 30 tahun, disebabkan karena faktor kegemukan,
keturunan, atau lingkungan. Berupa DM dengan kelainan sekresi dan kerja
insulin.
- Gestasional DM, yaitu DM karena proses kehamilan
B. Etiologi
- Kelainan dari :
a.
Fungsi atau jumlah Sel β Pankreas yang bersifat genetik
b.
Sistem imunitas tubuh
c.
Aktivitas insulin tubuh
- Faktor lingkungan yang mengubah fungsi dan integritas sel β Pankreas, contohnya trauma abdomen pada daerah pankreas
- Kehamilan, adanya peningkatan sekresi hormon kehamilan yang mempengaruhi proses metabolik glukosa saat proses kehamilan.
C. Tanda dan Gejala
- Mudah lelah, hal ini disebabkan karena glukosa tubuh banyak yang tertimbun dalam darah dan urin, sehingga tidak sampai ke sel dan diubah menjadi energi
- Banyak makan atau polifagi, hal ini disebabkan karena sel tidak memiliki masukan glukosa yang cukup sehingga menstimulasi otak untuk terus mengambil glukosa dari luar dengan memerintahkan untuk makan.
- Banyak berkemih atau poliuri, hal ini disebabkan karena proses deuresis ginjal yang meningkat akibat dari adanya timbunan glukosa dalam urin atau glukosuria yang melebihi ambang ginjal (N: 160-180 mg/dl).
- Banyak minum atau polidipsi, dilakukan oleh tubuh sebagai penyeimbang banyak mengeluarkan urin.
- Glukosa dalam darah akan menyebabkan beberapa gejala seperti gatal – gatal, kesemutan, dan menaikkan kadar normal glukosa darah.
- Hiperglikemia pada saat dalam keadaan puasa
D. Perawatan Penderita DM (Halim, 2001)
1. Diet
a.
Tujuan dari diet
adalah untuk mengatur kadar gula, mengendalikan kadar lemak dalam tubuh, dan
menjaga agar Berat Badan tetap dalam batas normal
b.
Pedoman diet
terdiri dari 3J, yaitu Tepat Jumlah
kalori, Tepat Jadwal makan,
Tepat Jenis makanan
c.
Makanan yang
tidak diperbolehkan untuk dimakan antara lain Gula batu, gula pasir, gula
jawa, madu, sirup, susu kental manis, kue manis , dendeng manis, dan
buah-buahan yang rasanya sangat manis seperti semangka, nanas, rambutan,
mangga, durian.
d.
Makanan yang
dianjurkan antara lain terdiri dari kolang–kaling, agar agar, buah-buahan
(labu air, papaya muda, pisang, tomat), sayuran (terung, ketimun, selada, sawi,
dan kangkung), dan telur kecuali penderita kolesterol.
e.
Makanan yang
harus diperhitungkan, yaitu variasi makanan pokok (nasi, kentang , jagung,
mi, ubi, atau roti dan segala jenis makanan yang terbuat dari tepung–tepungan)
f.
Jika memasak
makanan sebaiknya dengan cara direbus untuk menghindari konsumsi minyak
berlebih dan Bumbu masakan yang harus
dibatasi adalah Kecap, petis, dan saus tomat.
g.
Contoh diet DM
(1300 kalori)
Pagi
pukul
07.00
Nasi : 1 gelas
Daging (ikan) : 1 potong sedang
Sayur :
1 gelas belimbing
Minyak : 1 sendok makan
Pukul 10.00 (snack)
Buah (Pepaya,
pisang, apel) : 1 potong sedang
Siang
Nasi : 1 gelas
Daging : 1 potong sedang
Tempe : 1 potong
Sayur :
1 gelas belimbing
Minyak : 1 sendok makan
Pukul 15.30 (snack)
Buah (Pepaya,
pisang, apel) : 1 buah sedang
Sore
Pukul 18.30
Nasi : 1 gelas
Daging (ikan) : 1 potong sedang
Tempe : 1 potong
Sayur :
1 gelas belimbing
Minyak : ½ sendok makan
Pepaya : 1 potong sedang
Pukul 21.30 (snack)
Buah (Pisang,
papaya, apel) : 1 buah sedang
2. Pengaturan Aktivitas Fisik
a.
Melakukan olah raga ringan seperti jalan-jalan atau
lari–lari kecil selama 30 menit
b.
Melakukan olah raga ringan 1 setengah jam setelah makan
selama 3 x 10 menit untuk menurunkan kadar gula
c.
Tidak bekerja secara berlebihan, teratur dan cukup
dalam beristirahat.
3. Obat – Obatan
a.
Insulin (Actrapid, Daonil, Metfomin)
b.
ADO (Anti Diabetes Oral / obat anti diabetes yang
diminum).
A. Pengkajian Data Dasar
1.
Aktivitas Istirahat
Gejala : letih, lemah, penurunan kebutuhan istirahat
Tanda : penurunan tonus otot, takikardia pada keadaan
istirahat
2.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, kesemutan, luka yang tak
kunjung sembuh
Tanda : Hipertensi, disritmia, penurunan denyut nadi
3.
Integritas Ego
Gejala : Stres
Tanda : Ansietas cemas, peka rangsang
4.
Eliminasi
Gejala : poliuria, nokturia, nyeri tekan abdomen,
diare
Tanda : Urin encer, pucat, kekuningan, abdomen keras,
bising usus menurun
5.
Makanan dan Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, penurunan BB,
peningkatan rasa haus
Tanda : Turgor menurun, halitosis (nafas bau manis
buah)
6.
Neurosensori
Gejala : penurunan tonus otot, pusing, gangguan
penglihatan
Tanda : gangguan memori, kejang pada DM keadaan
ketoasidosis
7.
Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen
Tanda : Grimace, palpitasi
8.
Pernafasan
Tanda dan gejala : kekurangan O2, batuk dengan atau
tanpa sputum purulen
9.
Integritas Kulit
Gejala : gatal, kulit kering, Ulkus kulit
Tanda : Diaphoresis, lesi, luka yang sulit atau lama sembuhnya
B. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Glukosa darah : meningkat dari nilai normal
Gula
Darah Normal
80-120 mg%
Gula
Darah Puasa 110
mg%
Gula
Darah 2 jam setelah makan <140 mg%
2.
Urine adanya glukosuria yang melebihi ambang ginjal
yaitu >160-180 mg/dl
3.
Kimia darah Peningkatan melalui BUN dan kolesterol
(LDL)
C. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Keluarga
1.
Perubahan pemeliharaaan kesehatan berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang prognosis, perawatan, dan penatalaksanaan DM
Intervensi :
a.
Gali pengetahuan keluarga tentang penykit DM
b.
Luruskan informasi yang salah
c.
Berikan penjelasan tentang penyakit DM meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, dan penatalaksanaan
d.
Diskusikan bersama keluarga tentang kendala dan
hambatan keluarga dalam proses perawatan penyakit DM
e.
Evaluasi kembali hasil diskusi bersama keluarga
2.
Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik
keluarga berhubungan dengan kurangnya fsilitas yang dimiliki keluarga
Intervensi :
a.
Kaji faktor penyebab yang dapat menghambat keefektifan
program penatalaksanaan
b.
Kaji sumber daya yang dimiliki oleh keluarga
c.
Diskusikan bersama keluarga alternatif pemecahan
masalah yang terkait dengan faktor penghambat
d.
Bantu keluarga dalam pengusahaan penyediaan fasilitas
sesuai dengan keadaan sumber daya keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
Linda juall. 1995. Diagnosa Keperawatan
Aplikasi pada Praktek Klinis. Jakarta : EGC
Doengoes, Marrylinn. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Perencanaan dan Pendokumentasian
proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Gede,Ni Luh P. 1996. Proses Keperawatan
Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: EGC.
Keraf,
Soni. 1999. Penuntun Diit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mubin, Halim. 2001. Pedoman Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi. Jakarta :
EGC
Price, Silvia A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit.Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar